Kamis, 01 Mei 2014

Pengertian dan Karakteristik Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. 

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Kelompok adalah kumpulan  orang, binatang, dan sebagainya, kelompok adalah golongan tertentu (profesi, aliran, lapisan masyarakat, dan sebagainya), Kelompok merupakan kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas dengan adat istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola interaksi antara manusia itu.

Menurut beberapa ahli  pengertian Kelompok adalah:
1.      ROBBINS (PEARSON)
kelompok adaah alat implementasi yang sangat efektif.

2.      ACHMAD S. RUKY
Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.

3.      ROBERT K. MERTON
Kelompok merupakan sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan.

4.      WILA HUKY
kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.





Karakteristik Kelompok

Karakteristik Umum Kelompok ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran.Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma.Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan. 
Karakteristik Kelompok, beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
2. Adanya interaksi yang terus menerus
3. Adanya pengembangan identitas kelompok
4. Adanya norma – norma kelompok
5. Adanya diferensiasi peran
6. Peran yang saling tergantung
7. Produktivitas bertambah atau meningkat
8. Saling membagi tujuan yang sama

Proses terjadinya kelompok 
Perasaan=Motivasi=Tujuan=Interaksi=Pembentukan=Perpecahan=Penyesuaian= Perubahan=Perasaan
Karakteristik atau ciri suatu Kelompok menurut Shaw (1979: 6-10) ada 6, yaitu:
1)      Persepsi dan kognisi anggota kelompok
2)      Motivasi dan kebutuhan kepuasan (need satisfaction)
3)      Tujuan kelompok (Group Goals)
4)      Organisasi Kelompok
5)      Ada ketergantungan antara anggota kelompok
6)       Interaksi

Selain itu karakteristik kelompok adalah 1). Adanya interaksi, 2) adanya struktur, 3).
Kebersamaan, 4). Adanya tujuan, 5) ada suasana kelompok, 6) dan adanya dinamika
interdependensi.

Oleh sebab itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok adalah unit komunitas
yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki suatu kesatuan tujuan dan
pemikiran serta integritas antar anggota yang kuat.
Tahapan atau perkembangan Kelompok
1.      Forming
Ikatan Perkembangan attraksi, Perubahan Informasi, Orientasi kedepan dan situasi didalam kelompok. Dengan karakteristik hanya sementara, dan membutuhkan perhatian para anggota dalam kelompok.
2.      Storming
Konflik antara sesama anggtoa dikarenakan saling ke tidak puasan dan ketidak setujuan atas masing – masing pendapat atau usulan.
3.      Norming
Ditahapan ini para anggota kelompok mengembangkan keharmonian dan pembangunan peranan serta hubungan sesama anggota dimana nanti nya akan saling bekerjasama.
4.      Performing
Ditahap ini para anggota kelompok akan berfokus terhadap hasil yang akan di orientasikan kepublik. Serta menekankan anggota kelompok pada penampilan dan produktivitas masing – masing anggota.
5.      Ajouring
Ditahapan ini Kelompok akan menghentikan semua kegiatan yang berkenaan dengan Tugas lalu mengurangi ketergantungan antara sesama anggota dan menyelesaikan tugas mereka secara masing – masing.
(Sumber; Tuckman, 1965: Tuckman &Jensen, 1977)
Kekuatan Kerjasama Kelompok (Team Work)
Team work atau kerjasama kelompok merupaka bentuk kerja berkelompok dimana para anggota saling membantu, saling percaya, dan saling memberi usul agar tujuan kelompok mereka tercapai. Pada dasar nya mereka adalah pribadi masing – masing yang akan menjadi satu tujuan, tujuan mereka juga bukan tujuan secara pribadi melainkan tujuan bersama agar kelompok itu berkembang. Saling mengerti dan saling mendukung adalah kunci utama agar kelompok itu maju dan berkembang.
Hal berharga yang didapat dari teamwork yaitu Great Greeting (GG). Dengan great greeting terdapat 4 poin penting yaitu :
1.      Eye contact yang dapat menimbulkan energi untuk bekerja sama seperti memiliki kedekatan antar anggota sehingga akan bekerja lebih nyaman.
2.      Smile yang dapat mencairkan suasana sehingga dapat membuat antar anggota mempunyai mood yang baik
3.      Hand shaking dapat menunjukkan sikap rendah hati sehingga tidak ada rasa “atasan dan bawahan”
4.      Semangat pagi untuk menjaga semangat tiap anggota agar tetap dapat bekerja dan mengeluarkan kemampuannya secara maksimal

Prinsip dalam teamwork

Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya-upaya dari setiap individu tersebut secara sistematis untuk mencapai tujuan bersama. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, harus disingkirkan. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama. Sebuah prinsip yang harus dipegang yaitu,”yang kuat menguatkan, yang lemah dikuatkan”. Prinsip tersebut harus dipegang oleh masing-masing anggota dengan maksud agar semua anggota dapat terangkul menjadi satu, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain serta dapat memberi solusi bagi suatu permasalahan.

Membangun tim yang efektif
Dalam membangun tim yang efektif ada beberapa point yang harus dijalankan agar kerjasama kelompok itu berhasil, point nya yaitu :

·         Share Value
Di point ini anggota team saling bekerjasama, berbagi informasi, dan saling menyemangati antara sesama anggota.

·         Team Competency
Kompetensi atau kemampuan suatu tim dapat dilatih untuk meningkatkan kualitas dari tiap anggota agar tujuan bersama dapat tercapai.

·         Synergy
Merupakan bentuk kerjasama win-win yang dihasilkan melalui kolaborasi masing-masing pihak tanpa adanya perasaan kalah. Konsepnya yaitu berorientasi pada hasil dan positif, perspektif beragam mengganti atau melengkapi paradigma, saling bekerjasama dan bertujuan sama, tiap bagian berfungsi optimal serta ingat bahwa yang diinginkan adalah “SUPERTEAM” bukan sekadar “SUPERMAN”.

·         Conflict management and communication
Konflik yang tidak terseleaikan bisa menghancurkan tim. Tim yang efektif belajar untuk memberikan feedback yang konstruktif, asertif, tanpa adanya keinginan untuk balas menyerang sehingga perubahan positif bisa terjadi. Syarat komunikasi efektif yaitu clear, action dan  respect.
·         Leadership
Dalam suatu kelompok dibutuhkan jiwa pemimpin yang dapat menunjukkan arah keteladanan atau integritas, menggerakkan kemampuan orang-orang dan membangkitkan kemampuan.tugas pemimpin dalam tim adalah membangun tim yang bisa CARE, COOPERATED, COMMITED.

Contoh dalam team work
Google , Inc adalah sebuah perusahaan publik di bursa saham NASDAQ . Perusahaan ini didirikan pada tahun 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin .
Besar teamwork dimulai dengan visi yang jelas dan budaya yang tepat . Apa Google , Inc dimulai dengan adalah visi mereka tentang informasi yang jelas kepada dunia . Menjaga dengan visi memberikan orang berarti apa yang mereka lakukan . Dengan tidak adanya visi , mengapa melakukan apa-apa , mengapa bekerja di Google Inc ? Saya percaya orang perlu memiliki makna dalam hidup mereka dan berusaha untuk mendapatkan makna sehari-hari . Selain itu, Google Inc senilai budaya dan bahkan memulai Budaya Chief Officer untuk mengembangkan dan memelihara budaya untuk menjaga nilai-nilai inti perusahaan . Google Inc memiliki mereka " Googleplex " . Ini adalah kantor utama yang memiliki kamar latihan , video game , bobot , mesin dayung , dan berjalan pada daftar . Mereka bahkan menyediakan makanan gratis 24/7 bagi karyawan mereka .
Anda mungkin bertanya pada diri sendiri , apa ini harus dilakukan dengan kerja sama tim . Mereka membangun budaya mereka melihat akan membantu mengubah dunia dengan cara yang positif . Google Inc dibangun di atas kekuatan dari tim mereka . Tim mereka bahkan memiliki nama untuk diri mereka sendiri , yang " Googler " . Berapa banyak tim olahraga Anda tahu bahwa tidak punya nama? Tidak ada yang dapat saya pikirkan dan saya tidak ingin bermain untuk tim tanpa nama . Ini bukan bisnis jenis individu. Setiap anggota tim memiliki tempat mereka . Apa ini memberitahu saya adalah bahwa Google Inc mengerti bahwa tim mereka adalah kunci keberhasilan mereka . Itulah mengapa mereka memberikan kembali kepada masing-masing anggota tim mereka sesuai paragraf sebelumnya . Untuk memiliki tim yang hebat dan kerja sama tim yang sangat baik , Anda membutuhkan visi besar yang dipercaya dan diinginkan untuk orang-orang . Kemudian Anda perlu untuk mendapatkan orang yang tepat di tempat tinggal visi . Kepemimpinan di Google Inc kuat dan adalah murid-murid dari visi . Bila Anda memiliki itu, Anda memiliki tim . Bahkan dengan Google , Inc membuat miliaran dan miliaran dolar , mereka masih tetap ke akar visi dan budaya dengan memungkinkan tim untuk menjadi inovatif dan kreatif dalam aktivitas kerja sehari-hari. Tim besar yang dibangun pada premis ini dan itulah sebabnya orang-orang hebat dari seluruh keinginan dunia untuk bagian dari tim Google Inc .

Implikasi manajerial

Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas (borderless Tipe organisasi transnasional/tanpa batas memakai pengaturan yang mengeliminasi atau menghapus halangan geografis artitisial.Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar global yang kompetitif. Implikasi yang dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara ttersebut.Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana perusahaan itu berada.
Implikasi manajerial dalam hal pembentukan kelompok sangat terlihat pada pembentukan team work pada suatu perusahaan. Perusahaan dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan proses operasional usaha mereka melalui team work. Pemimpin perusahaan juga dapat lebih mudah dalam mengontrol tenaga kerja mereka sehingga dapat memberikan apresiasi sesuai dengan hasil pencapaian baik secara umum melalui team work maupun secara khusus melalui anggota-anggotanya.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen. Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :

  1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan
Formulasi kebijakan.

  1.  implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.

Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengatur, mengkoordinasikan dan menggerakkan para bawahan kearah pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi, Dalam organisasi yang besar, kesempatan manajer untuk mengadakan kontak dengan seluruh bawahan relatif kecil sekali. Lebih-lebih dalam organisasi yang besar ruang lingkup operasinya nasional atau internasional. Dengan demikian, Kegiatan mengintegrasikan, mengkoordonasikan dan menggerakkan para bawahan oleh team leader sebagai manajer puncak dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada manajer menengah dan manejer pengawas.
Kemampuan manejerial itu sendiri adalah sesuatu yang tidak biasa. Kemampuan itu lahir dari suatu proses yang panjangnya yang terjadi secara perlahan-lahan melalui proses pengamatan dan belajar. Bukti dari kemampuan manajerial adalah sejauh mana team kerja mereka mampu berkinerja secara optimal. Dalam hal ini team leader pimpinan di semua tingkatan haruslah mampu menunjukkan bahwa mereka sanggup dekat secara emosional pada bawahan sehingga bawahan memberikan dukungan dengan komitmen yang kuat pada team kerjanya.
Adanya kinerja manajerial yang dihasilkan merupakan bukti bahwa mereka mampu memahami secara jelas kinerja yang diharapkan dari kegiatan mereka. Kinerja tentu yang diharapkan dari manajer akan menentukan peran yang disandang oleh team leader. Kinerja dan peran yang diharapkan dari team leader akan menentukan bakat dan kemampuan apa yang diperlukan untuk mewujudkan kinerja memalui peran yang dimiliki oleh team leader tentang peran mereka yang tidak akan menghasilkan kinerja tertentu yang diharapkan dari mereka, jika tidak disertai dengan usaha keras mereka.
Dalam dunia kerja yang sangat kompleks sekarang ini, orang tidak dapat bekerja sendiri-sendiri sebagai single fighter, tapi saling bergantung satu sama lain untuk mencapai kesuksesan. Kondisi ini membuat kemampuan manajerial seorang team leader di tempat kerja menjadi bertambah penting. Trend teori-teori manajemen modern pun juga mengarah kesana.
Berikut beberapa contoh kasus yang melibatkan implikasi manajerial atau akibat dari manajerial dalam kehidupan nyata beserta analisisnya :

Kasus I: The Offended Colonel
Kasus ini mengisahkan tentang seorang Profesor bernama Benjamin Cheever dan mahasiswanya di Senior Commanding Officer Executive Institute. Pada suatu kesempatan, Prof. Ben diberi kesempatan untuk memberikan kuliah kepada mahasiswanya yang berasal dari kalangan militer. Ben memiliki ide baru berkaitan dengan cara memberikan kuliah. Ia berniat menerapkan metode kasus yang lebih mementingkan diskusi dan adu argumentasi di dalam kelas yang diberikannya. Awalnya Ben yakin bahwa metode yang akan diterapkannya akan berhasil dengan kelasnya saat ini. Tetapi setelah berada di ruang kuliahnya, ia menghadapi kenyataan metodenya sulit untuk dijalankan dengan baik, karena mahasiswa cenderung tidak memiliki silang pendapat. Agar dapat menghidupkan suasana diskusi, Ben kemudian merekayasa diskusi tersebut dengan caranya sendiri. Ia melontarkan pendapat yang bersilangan dan berusaha membangkitkan semangat mahasiswanya. Ben kadang-kadang juga menggunakan selipan kata-kata kotor dalam pendapatnya. Diskusi berhasil berlangsung sesuai dengan cara tersebut. Namun di saat-saat menjelang akhir sesi kuliahnya Ben mendapatkan pertanyaan dari seorang mahasiswa mengenai kebiasaannya dalam menggunakan kata-kata kotor untuk mengemukakan gagasan/penyampaian kuliah. Ben dengan cepat dapat berkelit bahwa pernyataan tersebut tidak ditujukan kepada orang tertentu. Mahasiswi tersebut minta maaf, tetapi melontarkan lagi satu pertanyaan, apakah Ben tidak merasa bersalah kepada satu-satunya wanita yang menjadi
mahasiswinya di kelas tersebut dan tidakkah ia harusnya meminta maaf? Ben harus berpikir keras merespon kondisi yang belum diperkirakannya.
Kasus II: Tiberg Company
Kasus Tiberg Company menceritakan proses manajemen perusahaan yang dilakukan oleh Mr. Porter. Ia baru saja diberi kewenangan baru untuk memimpin perusahaan yang sedang mengalami masalah dengan pemesanan bahan baku untuk produksi. Tiberg Company memiliki 20 pabrik yang tersebar di
Eropa dan Asia. Hampir setiap saat secara tidak terduga, perusahaan cabang/pabrik mengajukan pesanan bahan baku tambahan, sementara perusahaan induk sudah membuat kontrak pesanan untuk jangka waktu satu tahun. Penambahan mendadak tentu akan sangat menyulitkan. Porter kemudian mengambil inisiatif untuk melakukan sentralisasi pemesanan. Pabrik diminta untuk menghitung dengan cermat keperluan seluruh bahan baku dan hal tersebut harus disampaikan kepada perusahaan induk sebelum perusahaan induk melakukan pemesanan kepada pemasok. Ide tersebut disampaikan kepada pimpinan tertinggi. Pimpinan menyetujui dan meminta agar Porter juga mengunjungi setiap pabrik untuk mengambil sendiri pesanan jika sampai batas waktu mereka tidak melaporkan pesanan. Porter merasa hal tersebut tidak perlu. Ia cukup mengirimkan surat kepada manajer setiap pabrik untuk hal itu. Ia melakukannya dan hasilnya setiap manajer pabrik menyambut baik gagasannya dan menjalankan sistem tersebut dengan baik.

Kasus III : FV Holding Company
FV Holding Company adalah salah satu anak perusahaan FV Trading yang bergerak dalam bidang ekspor udang dari Filiphina ke Jepang. Perusahaan ini berkembang pesat dan berkompetisi dengan sangat ketat dengan anak perusahaan yang lain maupun kompetitor di luar grup perusahaan. Perusahaan menyadari dalam menjalani kompetisi beberapa tahun terakhir telah terjadi kebocoran dana operasional yang sangat besar, meskipun perusahaan tetap berjalan dan tingkat permintaan terus bertambah. Masalahnya adalah pada berbagai biaya dan beban yang harus ditanggung perusahaan dari bisnis yang dijalankan karena terjadi perbedaan besar nilai mata uang antara di Philipina dengan Jepang. Improtir dari Jepang mengehndaki penurunan harga, sementara jika hal itu dilakukan perusahaan akan mengalami kerugian meskipun permintaan bertambah. Oleh sebab itu FV Holding perlu meninjau kembali sistem operasinya, terutama berkaitan dengan alokasi jenis usaha dan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan. Perhitungan dengan pendekatan akuntansi manajemen
untuk keputusan manajerial harus dilakukan. Perusahaan melakukannya dengan menggunakan contoh pesanan dari Saki. Hasilnya sungguh mengejutkan, ternyata perusahaan tidak memperhitungkan banyak sekali cost driver, expense driver, dan potensi porfit.

Kasus IV: Nissan U Turn 1999 – 2001
Perusahaan skala besar sekelas Nissan juga dapat mengalami masalah sulit berkaitan dengan skala ekonominya dalam bersaing dengan kompetitor. Sejak tahun 1998, Nissan mengidentifikasi banyak kerugian yang dialami dalam operasi perusahaan. Penyebabanya adalah inefisiensi, terlalu banyak
sumberdaya yang dialokasikan untuk produksi dan pemasaran. Nissan kemudian meminta Ghosn untuk melakukan restrukturisasi pada pabrik Nissan dalam rangka efisiensi. Ghosn setuju, dan dalam menjalankan tugasnya banyak keputusan-keputusan tidak populer yang dibuatnya. Tentu
ini menuntut penyesuaian dari seluruh komponen perusahaan yang terlibat. Perubahan yang dilakukan Ghosn antara lain: pengurangan jumlah tenaga kerja, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan, mengaktifkan team work, menumbuhkan kesadaran bahwa burning platform dan reengenering merupakan suatu kewajaran, penghematan, standarisasi keuangan internasional. Tantangan terbesar bagi Gohsn adalah mengubah mindset dari anggota perusahannya. Hasilnya sangat menakjubkan bagi Nissan. Nissan berhasil mengatasi krisis, tetapi bagaimana kelanjutannya?

Analisis Kasus
Dalam keempat kasus terlihat dengan jelas bahwa manajemen terhadap aspek-aspek ekonomi perusahaan menyangkut pengambilan keputusan oleh manajer untuk membuat perusahaan tetap bergerak dalam koridor untuk menuju pada tujuannya. Keputusan yang dibuat oleh manajer bukan suatu langkah mudah. Pembuatan keputusan dapat dilakukan dengan cara intuitif maupun berdasarkan pada pengalaman emprik. Pada keempat kasus, hampir tidak ada manajer yang membuat keputusan murni dengan salah satu cara tersebut. Semuanya memadukan antara intuisi yang dimiliki dengan pengalaman-pengalaman mereka secara empirik terkait dengan bidang tugasnya. Walaupun demikian, asumsi-asumsi yang ditetapkan bisa saja tidak merupakan suatu kewajaran. Asumsi tersebut berlaku dan dianggap tepat sesuai dengan kondisi perusahaan atau lingkungan yang dipimpinnya.
Keputusan yang dibuat para manajer boleh saja tidak populer, tetapi dapat juga mengikui pola-pola umum. Untuk mendapatkan kompetensi utama dari perusahaan, kadang kala manajer membuat keputusan-keputusan yang tidak populer. Keputusan tersebut bisa saja berseberangan dengan budaya kerja perusahaan. Tidak menjadi masalah, di sinilah letak tantangan terbesar manajer untuk dapat menghasilkan budaya organisasi yang baru. Dalam manajemen proses ini dikenal dengan banyak istilah, seperti business process reenginering atau setting mindset, atau burning platfrom and renew one.
Hasil dari keputusan baru dapat ditentukan setelah dijalankan. Manajer yang baik tentunya memiliki komitemen untuk menjalankan keputusan sampai pada saat hasil dari keputusan dievaluasi. Bisa saja keputusan tersebut gagal. Kegagalan dapat menjadi sebuah pengalaman yang berati untuk memikirkan langkah dan strategi baru. Pada hampir semua kasus, ide-ide cemerlang justru timbul ketika perusahaan mengalami kesulitan dan masalah. Di sinilah letak pentingnya sensitifitas bisnis, komunikasi, knowledge management, dan teamwork. Komponen-komponen tersebut terbukti dapat menjawab pelaksanaan keputusan yang telah dibuat oleh manajer.
Manajer dalam menjalankan perusahaan harus siap menghadapi risiko. Oleh sebab itu, selain membuat keputusan manajerial dalam bidang operasional perlu juga dilakukan manajemen risiko terhadap operasional dan keputusan yang telah dibuat. Perkembangan dan operasi perusahaan pada dasarnya harus menjalani siklus bisnis. Sampai pada saatnya, perusahaan mungkin akan berada di bawah, tetapi dengan keputusan yang tepat perusahaan harus mampu bangkit kembali mungkin dengan perubahan pada platform ataupun kebijakan yang diterapkan.
Masa depan tidak dapat diprediksi dengan tepat oleh proses pengambilan keputusan dengan teknik secanggih apapun juga. Yang mungkin dilakukan oleh para manajer profesional adalah mengantisipasi dengan penerapan manajemen yang tepat. Berbagai teknik dan metode manajemen modern tetap menekankan bahwa perusahaan harus berani mengambil risiko dan menanggung risiko, tetapi dengan memperhatikan usaha untuk memperkecil risiko dan impac dari beragam
risiko tersebut.
Seberapa hebatnya manajer yang menjalankan tugas tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dari para pekerja di dalam perusahaan. Manajer berfungsi mengarahkan, mengendalikan, mengawasi, dan melakukan evaluasi terhadap rencana-rencana yang telah ditetapkan. Operasi tetap kembali kepada para karyawan dan unit kerja. Rasa memiliki perusahaan, karisma, dan kepemimpinan sangat penting bagi para manajer untuk dapat membuat programnya dapat berjalan dan dilaksanakan dengan baik oleh para karyawan. Hasil akhirnya tentu saja perusahaan mendapatkan tujuannya: profit dan satisfaction bagi karyawan serta customer satsfaction and customer loyality.


Sumber









Tidak ada komentar:

Posting Komentar